Latest Post :

Mengenal 4 Karakter Anak Usia Dini

Seorang anak masih mudah ditebak, tanpa perlu menggunakan tes, untuk bisa mengetahui kepribadian dasar mereka. Sebagai orangtua, kita perlu mengetahui kepribadian dasar buah hati kita. Hal ini akan sangat berguna. Manfaat tersebut antara lain:

1. Tahu bagaimana memperlakukan mereka.
Misalnya kita memiliki anak yang sanguinis, dimana ciri-ciri dasar mereka adalah suka berbicara dan sangat ekspresif. Beberapa orang tua merasa khawatir, saat mengetahui buah hatinya sangat cerewet. Jangan sampai kita membanding-bandingkan dengan orang lain, biasanya saudara kandungnya, yang cenderung
pendiam, dengan mengatakan,”Kamu bisa nggak seperti kakakmu, pendiam, dan nggak suka bikin keributan.” Atau dengan banyak melarang anak yang sanguinis untuk bicara. Jangan sampai larangan-larangan kita melukai buah hati kita, dan harus menjadi “orang lain”. Hal ini bisa menghambat pertumbuhan kedewasaan sang anak. Akan lebih baik bila kita mengarahkan “kekurangan” sang anak tersebut menjadi sebuah kelebihan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, serta demi kebaikan masa depan sang anak. Misalnya, dengan mengajarkan mereka kata-kata yang baik, mengajari mereka menasihati, menghindarkan mereka dari kata-kata yang kasar (yang bisa menyakiti orang lain), mengajari mereka untuk berbicara dengan lembut (tidak dengan membentak), sehingga nantinya saat mereka dewasa, mereka menjadi anak yang baik dalam bertutur kata dan bertindak.

2. Mengenal potensi dan bakat anak
Untuk poin yang kedua ini, saya akan mengambil karakter melankolis. Kebanyakan anak melankolis memiliki bakat-bakat di bidang seni, misalnya bermain piano, menulis, menggambar, dan masih banyak lagi. Hobi mereka cenderung sesuatu yang membutuhkan konsentrasi dan membutuhkan waktu untuk sendiri untuk mendapatkan hasil yang baik. Bila kita memiliki buah hati yang bersifat melankolis, akan lebih baik bila kita mengarahkan bakat mereka. Bila buah hati kita suka menulis, akan lebih baik bila kita mendukung mereka dan membantu mereka agar bisa mengembangkan bakat mereka. Kita bisa membelikan mereka buku-buku cerita yang mendidik, memberikan ruang belajar khusus, tidak melarang mereka melakukan hobi mereka (yang baik), dan memberikan dukungan terhadap hal-hal baik yang mereka suka. Anak melankolis cenderung suka menyendiri. Tentu saja bila kita terlalu banyakmereka menyendiri akan memberikan dampak yang tidak baik bagi masa depan mereka, misalnya mereka bisa tumbuh menjadi anak yang anti-sosial. Semua bakat mereka akan menjadi sia-sia bila mereka tidak memiliki teman (yang bisa diajak saling belajar), tidak berani tampil, males bersosialisasi, dan berbagai sifat-sifat anti-sosial lainnya. Maka kita harus mengarahkan mereka agar mereka mau bersosialisasi, misalnya dengan mengajak mereka jalan-jalan keliling kampong (agar bertemu dengan tetangga dan anak-anak lain), meminta mereka bergabung dalam organisasi sosial dan agama, mengikutkan mereka dengan bimbingan belajar yang bersifat non-privat, mendorong mereka untuk berani tampil (ikut lomba-lomba dan pentas seni), dan masih banyak lagi. Siapa tahu meski buah hati anda termasuk orang-orang melankolis yang bisa populer (karna karya-karya hebat mereka) seperti orang-orang sanguinis (yang memang mudah terkenal karena cerewet dan suka bersosialisasi).

3. Membentuk mereka agar memiliki kedewasaan yang utuh
Anak yang “bossy” (berlagak seperti bos dan suka mengatur), adalah sifat yang dimiliki oleh anak koleris. Bukan sifat yang buruk memang, semua tergantung bagaimana kita mengarahkan mereka. Akan menjadi buruk bila mereka menjadi susah diatur, dan maunya ngatur melulu tanpa pertimbangan yang matang dan tanpa memikirkan perasaan orang lain. Kedewasaan yang utuh yang saya maksud adalah kedewasaan dimana anak bisa menyesuaikan dengan segala lingkungan sosial dan segala pribadi manusia. Karena tidak mungkin pribadi anak bisa bertumbuh dengan baik bila dia memiliki 100 persen dari sifat dasar mereka. Semua orang yang ingin bisa diterima oleh setiap orang harus belajar untuk memiliki dan minimal memahami karakter yang lain. Itulah pentingnya bersosialisasi dan bimbingan dari orang tua. Jadi meskipun buah hati kita berkarakter koleris, tetap belajar memahami perasaan orang lain seperti anak melankolis, tetap bisa belajar tersenyum meski hati sedang gundah seperti anak sanguinis, meski suka mengatur dan cenderung ingin “berkuasa, namun tetap “cinta damai” seperti anak plegmatis.
Untuk bisa menjadi pribadi yang dewasa seperti itu, selain mengetahui kekurangan mereka, mereka juga harus belajar menghilangkan atau minimal mengontrol “kekurangan” mereka.

4. Mengendalikan kekurangan
Menghilangkan kekurangan yang ada di dalam diri kita hampir tidak mungkin, karena setiap orang pasti memiliki kekurangan. Yang paling mungkin dilakukan adalah mengendalikan kekurangan. Misalnya sifat pemarah, banyak bicara, dan terlalu pendiam. Kita bisa mengendalikannya dengan marah yang masih memakai akal sehat, banyak bicara yang kata-katanya bisa memberikan manfaat bagi diri sendiri serta orang lain, dan pendiam yang bisa memberikan suasana damai kala terjadi pertengkaran. Bagaimana pun caranya, kita harus mengajak buah hati kita pentingnya bersosialisasi dan membimbing mereka. Cara terbaik untuk bisa mengendalikan kekurangan seseorang adalah dengan belajar menerima kekurangan setiap orang. Cara terbaik bisa menerima kekurangan setiap orang adalah dengan belajar memahami setiap orang. Dan cara terbaik untuk bisa memahami setiap orang adalah dengan cara bersosialisasi. Tentu saja buah hati kita masih sangat membutuhkan bantuan dan bimbingan kita untuk bisa memiliki kedewasaan yang utuh. (Kak Zepe, Penulis Lagu Anak)


Semoga artikel ini bermanfaat buat buah hati anda agar kita tidak “salah didik”. Karena hal kesalahan dalam mendidik anak bisa membunuh karakter anak dan potensi mereka.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Chaciep - All Rights Reserved
Creating Website by Chaciep
Proudly powered by Blogger