Latest Post :

Prinsip-prinsip Ibadah Dalam Islam

"Hai manusi, sembahlah Tuhan kamu yang telah menciptakan kamu dan orang-orang yang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa".(Al-Baqarah : 21)

Tiga sikap manusia yang disebut di atas orang bertaqwa, kafir dan munafik, kesemuanya diajak oleh Allah . Wahai seluruh manusi yang mendengar panggilan ini beribadahlah, yakni tunduk, patuh dengan penuh hormat, dan kagumlah kepada Tuhan kamu sang Pemelihara dan Pembimbing, karena Diala yang menciptakan kamu dan sebelum kamu.

Ibadah adalah suatu bentuk kepatuhan dan ketundukan yang berpunjak kepada sesuatu yang diyakini menguasai jiwa raga seseorang dengan penguasaan yang arti dan hakekatnya tidak terjangkau. Karena itu, kepatuhan kepada orang tua dan penguasa tidak patut dinamai ibadah.


Paling tidak, ada tiga hal yang menandai keberhasilan seseorang mencapai hakikat ibadah.
  • si pengabdi tidak menganggap apa yang berada dalam genggaman tangannya sebagai milik pribadinya, tetapi milik siapa yang kepada-Nya dia mengabdi
  • segala aktivitasnya hanya berkisar pada apa yang diperintahkan oleh siapa yang kepada-Nya ia mengabdi serta menghindar dari apa yang dilarang-Nya
  • tidak memastikan sesuatu untuk dia lakanakan atau hindari kecuali dengan mengaitkannya dengan kehendak siapa yang kepada-Nya ia mengabdi.
Bukankah seperti dikemukakan di atas, si pengabdi yakin bahwa jiwa raganya dikuasai oleh siapa yang ia mengabdi kepada-Nya?

Terhadap siapakah ibadah atau pengabdian harus ditujukan? Ayat ini menjelaskan bahwa ibadah tersebut ditujukan kepada Rabb yang mencipta seluruh manusia dan siapapun yang diberi potensi akal sebelum wujudnya seluruh manusia yang mendengar panggilan ayat ini. Karena Pencipta itu adalah Rabb.

Rabb adalah Pendidik dan Pemelihara. Banyak sekali aspek dari "rubbubiyat" Allah swt. yang menyentuh makhluk-Nya seperti pemberian rezeki, kasih sayang, pengampunan, dan lain-lain. Angkatlah salah satu nikmat yang anda rasakan atau anda sadari sedang dimiliki orang lain, dan tanyailah diri anda, siapa yang menganugerahkan nikmat itu? Jawabannya adalah Dia sang Pemelihara dan Pendidik itu. Bahkan amarah, ancaman, dan siksa-Nya tidak keluar dari makna yang dikandung oleh kata Rabb. Bukankah orang tua yang memukul anaknya adalah dalam rangka memelihara dan mendidiknya? Kata Rabb pada ayat ini adalah bukti kewajaran sang Pencipta untuk ditujukan kepada-Nya raja segala macam ketaatan dan kepatuhan.

Tetapi ingat, ibadah yang dilakukan itu bukan untuk kepentingan-Nya, tetapi untukkepentingan sang pengabdi, yakni agar ia bertaqwa serta terhindar dari siksa dan sanksi Allah di dunia dan akhirat.Karena itu, laksanakanlah ibadah dengan niat agar kamu bertakwa, yakni dengan mengharap agar kamu dapat terhindar dari segala sesuatu yang dapat menyiksa kamu.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Chaciep - All Rights Reserved
Creating Website by Chaciep
Proudly powered by Blogger